Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Harvick mengawali Kunjungan Kerja (kunker) di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), tepatnya PP Nurul Yaqin Ambung Kapur, Sabtu (27/11) petang.
Kedatangan Wamentan Harvick beserta rombongan di bandara Internasional Minang Kabau disambut oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy serta Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur dan Kakanwil Kemenag Sumbar Helmi beserta jajaran.
Dalam sambutannya Kakanwil Kemenag Sumbar Helmi mengharapkan kedatangan Wamen ke Pondok Pesantren beserta rombongan akan membawa berkah bagi pondok pesantren ini.
Ia menilai, sebagai lembaga pendidikan tertua di negeri ini, pondok pesantren banyak menunjukkan peran nyata dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
Tak sedikit tokoh nasional dan pemimpin besar yang lahir dari pondok pesantren, lanjutnya.
Helmi berkeyakinan lahirnya UU nomor 18 tahun 2019 semakin memperkokoh keberadaan pondok pesantren.
"Pada pasal 46 diamanahkan bahwa pemerintah pusat dan pemda mempunyai tanggung jawab mendorong dan memfasilitasi pondok pesantren. tentunya kita berharap kedatangan bapak wamen beserta rombongan ada pak direktur juga akan membawa berkah bagi pondok pesantren ini." Katanya.
Helmi memaparkan sedikitnya 256 pondok yang ada di Sumbar, sebanyak 112 atau 44% memilih kemandirian pondok melalui pertanian.
Untuk itu, Helmi memastikan kehadiran Wamentan, Wakil Gubernur dan Kepala Dinas Pertanian provinsi sumatera barat Nurul Yaqin pertanda baik untuk kemajuan pesantren dimasa datang.
Sementara itu dalam sambutannya Wamentan Harvick menyebut kunjungannya dalam rangka mendorong korporatisasi pertanian berbasis pesantren untuk memanfaatkan potensi pertanian dalam upaya mengimplementasikan kemandirian ekonomi.
"Kedatangan kami, ingin melihat langsung potensi pertanian yang bisa dihasilkan pondok pesantren Nurul Yaqin dan kami juga mendorong warga pondok untuk memanfaatkan bantuan seoptimal mungkin," kata Harvick.
Harvick ingin menjadikan pondok pesantren sebagai basis usaha di bidang pertanian atau agrobisnis modern berbasis korporasi di Sumbar. Bukan tanpa alasan, Harvick menuturkan Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mendidik generasi muda penerus bangsa agar dapat melakukan regenerasi.
Ia menargetkan generasi milenial yang berakhlak mulia dapat membawa pertanian lebih maju dan terdepan. "Adik adik santri jangan sampai gaptek, karena Presiden sangat ingin ada generasi penerus disektor pertanian".Ajaknya.
"Ke depan petani Indonesia diisi oleh orang-orang milenial yang berahklak mulia. Ada dua hal yang membuat anak muda tertarik dengan pertanian. Soal trust dan income. Soal trust bagaimana kita membuka diri, memberi masukan masukan yang tepat sasaran dengan pengadaan benih dan sebagainya. Soal income bagaimana menggerakkan generasi berikutnya untuk menjadi petani milenial. Apalagi anak muda saat ini sangat mudah mengakses informasi terkait itu, mudah mudahan kunker ini membuka peluang positif untuk kemajuan pertanian," kata pria berdarah Minang ini.
Pihaknya mengaku mengunjungi Pesantren Nurul Yaqin Ambung Kapur dan menyerahkan hibah bantuan berupa benih Manggis dan dua unit Traktor Roda Dua dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian di ponpes.
Ia mengatakan peluang usaha di sektor pertanian masih terbuka lebar di Padang Pariaman. Ia juga mengapresiasi upaya pemerintah selama ini untuk meningkatkan ruang lingkup pertanian. Pihaknya mengajak jajaran eselon I kebawah untuk mengakselerasi dan memaksimalkan apa yang dibutuhkan daerah yang di Indonesia.
"Banyak sekali kontribusi masyarakat dalam sektor pertanian ini,"sebutnya.
Tak ayal, Harvick serius mendorong santri turut ambil bagian di sektor pertanian. Selain bisa menjadi peluang usaha juga sekaligus dapat membangun perekonomian mandiri pesantren.
Selain itu, Harvick menyebut ketahanan pangan di Sumbar harusnya tetap kokoh meski berada di masa pandemi covid-19.
"Disinilah pentingnya menyeimbangkan peran dan kerjasama pemerintah pusat dan daerah. Sehingga para santri nantinya akan berbangga karena provinsi Sumbar penyumbang produk pertanian terbesar secara nasional, bukan semata-mata peran pemerintah," tandasnya.
No comments: