Dengan senyum kecut, Epi menuruti perkataan Ibu. Dan iapun membantu Ibu membawa dan menyusun masakan itu ke meja makan.
Sementara, bapak dan bersama adik-adikku telah duduk manis di atas kursi meja makan. Semua terlihat tidak sabar menunggu sarapan pagi yang selalu dipersiapkan Ibu.
Setengah jam kemudian, terdengar suara gaduh dari luar.
“Epi!, Epi!. tiba-tiba akupun mendengar suara temanku yang memanggil dan menghampiri rumahku untuk mengajak berpetualang di hari minggu.
Perlahan Epipun minta izin kepada ayah dan ibu, untuk melihat teman-teman sebentar.
Sambil minta izin pada ayah dan ibu, Epi lalu berdiri dan melangkahkan kaki ke pintu dan membukanya.
“hei, apa jadi kita mancing ke sungai?”. Suara lengking milik si Kecil terdengar, saat Epi telah sampai di depan pintu.
Ya jadi, dong. Tetapi tali kailku sudah putus-putus dan tidak ada lagi. Hmmm atau aku pinjam punya kamu saja ya, kata Epi balik melempar pertanyaan pada Kecil.
Cepat, nanti keburu siang, dan ikan-ikannya sudah pada kabur, timpal Ujang yang berdiri tidak jauh dari Kecil.
“Ok, bentar aku pamita pada ayah dan ibu dulu”. Ucap Epi tanpa harus menunggu komentar teman-temannya yang lain.
Mancing Ikan di sungai
Setelah menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan, mereka berangkat ke pinggir sungai untuk memancing ikan, setelah beberapa menit jalan menuju sungai mereka sampai di sungai tersebut, ternyata perjalanan dari rumah Kecil menuju danau itu tidak membutuhkan waktu yang lama.
Sesampainya di sungai kamipun mencari tempat yang pohonnya rindang, serta meletakkan semua peralatan yang dibawa. sebagian pergi mencari cacing dan lumut yang akan dipergunakan untuk umpan. Sedangkan Epi mengeluarkan peralatan untuk memancing yang telah dibawa dari rumah Kecil.
Tidak berapa lama kemudian, teman-teman yang mencari umpanpun kembali dengan membawa umpan yang akan dipakai untuk memancing.
Lalu, sebagian rombongan ada yang berpencar mencari tempat masing-masing dan ada yang juga tetap bergabung dengan Epi dan Kecil.
Waktu terus berjalan, 3 jam lebih memancing ikan kamipun mulai letih, karena cahaya Matahari kian naik dan terasa menyorot. Dan pada kamipun memutuskan untuk mengakhiri mancing ikan ini.
Pengalaman Mandi di Sungai
Setelah puas memancing dan menangkap ikan dengan jaring, teman-temanpun lalu mempersiapkan perapian. Karena terbayang dalam pikiran mereka, terasa enak membakar ikan dan udang yang didapat, sambil berenang di sungai dengan airnya yang jernih.
Kecil bersama dua orang teman yang ditunjuk bagian seksi konsumsi untuk membakar tangkapan mereka mulai beranjak dan membersihkan ikan dan udang yang didapat. Lalu Ia berjalan mencari tempat untuk berteduh dan mempersiapkan bumbunya.
Sementara Epi sebagai kepala rombongan, tidak ambil pusing lagi, langsung berlari dan menceburkan diri ke dalam sungai.
Iapun berlari, dan “byuuuur” bunyi suara air sungai saat tubuh Epi memasuki sungai. Teman-teman yang lain kaget dan terdiam sejenak ketika melihat reaksi lompatan Epi. Namun tak lama kemudian teman-temannya langsung menyusul melompat kedalam sungai itu, dan akhirnya semua ikut mandi di sungai bersama.
Air sungai yang sangat jernih dan bersih ini membuat rasa lelah usai memancing ilang dengan sendirinya, saking asiknya berguyang sambil bercanda tawa bersawa yang teman-teman tak terasa bahwa kita sudah 2 jam lebih mandi disungai.
No comments: